Kurus Tapi Buncit, Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Kurus tapi buncit merupakan istilah yang mengacu pada proporsi lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan jumlah otot pada tubuh.
Dilansir dari Healthline, ketika terjebak dalam kondisi kurus tapi buncit akan berisiko mengalami resistensi insulin, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
berita untuk kamu.
Seperti Apa Kurus Tapi Buncit?
Kurus tapi buncit tidak memiliki definisi standar dan bukanlah istilah medis.
Biasanya, kurus tapi buncit merujuk pada berkurangnya tonus otot yang dibarengi dengan lemak tubuh yang relatif tinggi.
Seseorang yang terlihat kurus tapi buncit didiagnosis memiliki banyak lemak visceral.
Penyebab Kurus Tapi Buncit
Secara alamiah, tubuh setiap orang berbeda-beda.
Pasalnya, beberapa orang secara genetik lebih cenderung memiliki proporsi lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan otot.
Selain itu, yang menyebabkan kurus tapi buncit seperti kurangnya olahraga dan asupan nutrisi, usia, serta kadar hormon.
Olahraga dan Pola Makan
Ketika berolahraga, tubuh melepaskan hormon anabolik yang merangsang pembentukan otot.
berita untuk kamu.
Dengan berolahraga, akan meningkatakan sensitivitas tubuh terhadap insulin yang dapat menurunkan risiko diabetes.
Selain itu, olahraga secara teratur juga dapat menghindari tubuh pada perubahan hormonal yang berdampak negatif pada komposisi tubuh.
Jika hal itu tidak dibarengi oleh pola makan yang tepat seperti mengonsumsi makanan tinggi gula rafinasi, hal itu berdampak negatif pada komposisi tubuh.
Usia
Orang dewasa memiliki risiko lebih tinggi dari yang lainnya mengalami kehilangan otot dan peningkatan lemak tubuh.
Pasalnya, perubahan hormonal itu membuat pemeliharaan otot menjadi lebih sulit.
Kehilangan otot itu berkaitan dengan usia yang disebut sarkopenia.
Hal itu juga seringkali disertai dengan peningkatan lemak tubuh yang dapat memicu kondisi kurus tapi buncit.
Ketidakseimbangan Hormon
Ketidakseimbangan hormon menyebabkan peningkatan lemak tubuh dan perubahan penyimpanan lemak tubuh.
Siapa yang Berisiko Kurus Tapi Buncit?
Seseorang yang tidak sering berolahraga atau menjalani pola makan yang tidak seimbang mungkin berisiko tinggi terkena kondisi seperti diabetes, stroke, dan penyakit kardiovaskular.
Istilah medis seseorang yang kurus tapi buncit, menempatkan mereka pada risiko terkena penyakit metabolik adalah individu “obesitas metabolik".
5 Faktor Utama Kurus Tapi Buncit
- Tekanan darah tinggi.
- Kadar gula darah tinggi.
- Kelebihan lemak di sekitar pinggang.
- Kadar trigliserida yang tinggi.
- Rendahnya kadar kolesterol HDL baik.
Ketika seseorang memiliki massa lemak yang tinggi dan kombinasi massa serta kekuatan otot rendah, hal itu dapat dikaitkan dengan penurunan kognitif.
Bisakah Pola Makan Bikin Kurus Tapi Buncit?
Saat mengonsumsi makanan tinggi gula, gula darah akan meningkat dan tubuh memproduksi insulin untuk memindahkan gula ke dalam sel lemak dan otot untuk disimpan.
Kadar insulin yang meningkat secara kronis dapat menyebabkan resistensi insulin, yang terjadi ketika tubuh berhenti merespons insulin.
Resistensi insulin dikaitkan dengan peningkatan lemak tubuh, terutama di sekitar perut.
Tubuh membutuhkan protein dan banyak nutrisi lain untuk membangun jaringan otot secara efisien.
Tidak mendapatkan cukup nutrisi penting dalam makanan dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk membangun otot dan terjadilah kurus tapi buncit.
Pola Makan Agar Tidak Kurus Tapi Buncit
Berikut beberapa rekomendasi pola makan yang dapat memperbaiki komposisi tubuh:
1. Kurangi karbohidrat sederhana dan fokus mendapatkan sebagian besar karbohidrat dari biji-bijian, buah, dan sayuran.
2. Konsumsi banyak protein dalam makanan.
3. Kurangi minuman manis atau berkalori tinggi seperti soda, alkohol, dan jus.
4. Kurangi konsumsi gula.
5. Kurangi asupan makanan ultra olahan seperti kue kering, sereal sarapan manis, dan permen batangan.
6. Konsumsi makanan berprotein tinggi setelah berolahraga.
Gaya Hidup Agar Tidak Kurus Tapi Buncit
Gaya hidup memainkan peran besar dalam menentukan komposisi tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
Selain pola makan dan kebiasaan olahraga, kurang tidur dan terlalu banyak stres juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan lemak tubuh.
Berikut ini beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan dapat memperbaiki komposisi tubuh.
Boleh Dilakukan
1. Hilangkan stres.
2. Tidur minimal 7 jam setiap malam.
3. Rutin berolahraga.
4. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan kurangi asupan gula.
5. Hentikan duduk dalam waktu yang lama.
Tidak Boleh Dilakukan
1. Diet ketat.
2. Tidur kurang dari 7 jam setiap malam.
3. Mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak atau dalam jangka waktu lama.
4. Mengonsumsi kafein menjelang waktu tidur.
5. Mengandalkan sebagian besar makanan cepat saji untuk nutrisi.
Bisakah Workout Membantu?
Meningkatkan jumlah olahraga dapat membantu memperbaiki komposisi tubuh. Untuk itu, rutinlah berolahraga agar terhidar dari kondisi kurus tapi buncit.
Olahraga yang bisa dilakukan seperti jalan cepat, bersepeda, joging, tenis, dan hiking.
- Muhammad Fachri Darmawan
Menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko diabetes memerlukan perhatian khusus terhadap jenis makanan yang dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaSiklus haid bisa terganggu akibat mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Hal ini disebabkan oleh pengaruh kadar insulin serta kondisi pencernaanmu.
Baca SelengkapnyaKulit yang terasa gatal bisa jadi pertanda diabetes. Ketahui cara mencegah dan mengatasinya agar kulit tetap sehat dan nyaman saat beraktivitas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah besar memang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Tapi tak cuma itu.
Baca SelengkapnyaPerut buncit merupakan kondisi yang umum terjadi di masyarakat modern.
Baca SelengkapnyaKadar gula darah yang tinggi tidak hanya menjadi faktor risiko diabetes, tetapi juga dapat berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan lainnya
Baca SelengkapnyaBerpuasa tidak hanya bermanfaat bagi kulit, tapi juga menyebabkan beberapa masalah seperti jerawat. Cari tahu masalah kulit lain dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaKemenkes berencana memberi cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan untuk menekan angka penderita diabetes dan kematian.
Baca SelengkapnyaSeseorang masih bisa terkena diabetes meski jarang mengonsumsi makanan manis. Ahli menjelaskan penyebabnya.
Baca Selengkapnya