Foto 10 tahun lalu riasannya kelihatan medok, sedangkan foto baru lebih natural.

Di foto tersebut, sang suami tampak bergandengan tangan dengan seorang pria. Keduanya bergandengan tangan dengan mesra dan intim.

Ia mengungkapkan rasa kecewa usai melihat foto-foto pernikahannya.

Seringkali sang fotografer mengambil angle foto saat mereka sedang tak siap sehingga hasilnya pun tak menarik.

Editan sang fotografer pun tampak jadul sehingga membuat mereka tak bisa berkata-kata.

Anak laki-laki itu mengenal sosok ayahnya di foto. Namun wanita di sebelahnya sama sekali tidak mirip dengan ibunya.

Untuk dokumentasi, dia mempercayakan kepada fotografer rekomendasi dari ayahnya. Begitu acara lamaran selesai dan melihat-lihat hasil fotonya, pasangan pengantin ini malah syok.

Dalam hal penampilan, mereka menilai kalau pasangan pengantin tersebut tidak cocok. Beberapa bahkan menyebut jika pasangan pengantin itu tampak seperti bapak dan anak gadisnya.

Ia pun harus menjual satu-satunya ponsel miliknya untuk modal menikah.

Kisah cinta mereka seolah cerita dongeng yang menjadi nyata dalam kehidupan. Dan mereka pun akhirnya hidup bahagia.

Penampilan emak-emak itu sangat kontras dengan gaun mewah pengantin dan dekorasi pernikahan di sekelilingnya.

Fotografer pernikahan juga manusia yang perlu cari nafkah untuk menghidup dirinya dan keluarganya.